Saturday, March 28, 2009
Kerajaan Aceh Darussalam telah berdiri menjelang berakhirnya abad ke-14 M (menjelang keruntuhan Samudera Pasai) dengan penguasa pertama Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada Ahad, 1 Jumadil Awal 913 H (1511 M) . Pada tahun 1524 M, Mughayat Syah berhasil menaklukkan Pasai, sehingga Aceh menjadi satu-satunya kerajaan yang memiliki pengaruh besar di kawasan tersebut. Sekitar tahun 1511 M, kerajaan-kerajaan kecil yang terdapat di Aceh dan pesisir timur Sumatera seperti Peurelak (di Aceh Timur), Pedir (di Pidie), Daya (Aceh Barat Daya) dan Aru (di Sumatera Utara) sudah berada di bawah pengaruh kolonial Portugis juga berhasil ditaklukkan. Sejak saat itu, kerajaan Aceh lebih dikenal dengan nama Aceh Darussalam dengan luas wilayah kerajaan mencakup hampir separuh wilayah pulau Sumatera, sebagian Semenanjung Malaya (Johor dan Pahang) hingga Pattani.

Kerajaan Aceh pada masa itu juga memiliki hubungan diplomatik dengan dinasti Usmani di Turki, Inggris, Belanda dan Perancis yang terjalin dengan baik. Sebelum Iskandar Muda berkuasa, sebenarnya juga telah terjalin hubungan baik dengan Ratu Elizabeth I dan penggantinya, Raja James dari Inggris. Bahkan, Ratu Elizabeth pernah mengirim utusannya, Sir James Lancaster dengan membawa seperangkat perhiasan bernilai tinggi dan surat untuk meminta izin agar Inggris diperbolehkan berlabuh dan berdagang di Aceh, dan disambut dengan baik oleh sultan Aceh.

Hingga tahun 1699 M, Aceh secara berturut-turut dipimpin oleh empat orang ratu. Di masa ini, kerajaan Aceh sudah mulai memasuki era kemundurannya. Salah satu penyebabnya adalah terjadinya konflik internal di Aceh, yang disebabkan penolakan para ulama Wujudiyah terhadap pemimpin perempuan. Para ulama Wujudiyah saat itu berpandangan bahwa, hukum Islam tidak membolehkan seorang perempuan menjadi pemimpin bagi laki-laki. Kemudian terjadi konspirasi antara para hartawan dan uleebalang, dan dijustifikasi oleh pendapat para ulama yang akhirnya berhasil memakzulkan Ratu Kamalat Syah.

Berikut ini adalah para sultan dan gubernur Aceh serta periode kepemimpinannya

Sultan - Sultan Aceh
1. Sultan Ali Mughayat Syah (1496 – 1528)
2. Sultan Salahuddin (1528 – 1537)
3. Sultan Alauddin Al-Qahhar (1537 – 1568)
4. Sultan Husain Ali Riayat Syah (1568 – 1575)
5. Sultan Muda (1575)
6. Sultan Sri Alam (1575 – 1576)
7. Sultan Zainal Abidin (1576 – 1577)
8. Sultan Alauddin Mansyur Syah (1577 – 1589)
9. Sultan Buyung (1589 – 1596)
10. Sultan Alauddin Riayat Syah (1596 – 1604)
11. Sultan Ali Riayat Syah (1604 – 1607)
12. Sultan Iskandar Muda (1607 – 1636)
13. Sultan Iskandar Thani Ali Mughayat Syah (1636 – 1641)
14. Sri Ratu Safiatuddin Tajul Alam (1641 – 1678)
15. Sri Ratu Naqiatuddin Nurul Alam (1675 – 1678)
16. Sri Ratu Zaqiatuddin Inayat Syah (1678 – 1688)
17. Sri Ratu Kamalat Syah Zinatuddin (1688 – 1699)
18. Sultan Badr al-Alam Syarif Hasyim (1699 – 1702)
19. Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui (1702 – 1703)
20. Sultan Jamal al-Alam Badrul Munir (1703 – 1726)
21. Sultan Jauhar al-Alam Aminuddin (1726)
22. Sultan Syams al-Alam (1726 – 1727)
23. Sultan Alauddin Ahmad Syah (1727 – 1735)
24. Sultan Alauddin Johan Syah (1735 – 1760)
25. Sultan Mahmud Syah (1760 – 1781)
26. Sultan Badr al-Din (1781 – 1785)
27. Sultan Sulaiman Syah (1785 - .........)
28. Alauddin Muhammad Daud Syah (........ – 1795)
29. Sultan Alauddin Jauhar al-Alam (1795 – 1815)
30. Sultan Syarif Saiful Alam (1815 – 1818)
31. Sultan Alauddin Jauhar al-Alam (1818 – 1824)
32. Sultan Muhammad Syah (1826 – 1838)
33. Sultan Sulaiman Syah (1838 – 1857)
34. Sultan Mansyur Syah (1857 – 1870)
35. Sultan Muhammad Syah (1870 – 1874)
36. Sultan Muhammad Daud Syah (1874 – 1903)

Gubernur - Gubernur Aceh
1. Teuku Nyak Arief (1945 – 1946)
2. Teuku Daud Syah (1947 – 1948)
3. Teungku Daud Beureueh (1948 – 1951)
4. Danu Broto (1951 – 1952)
5. Teungku Sulaiman Daud (1952 – 1953)
6. Abdul Wahab (1953 – 1955)
7. Abdul Razak (1955 – 1956)
8. Prof. Ali Hasymi (1957 – 1964)
9. Nyak Adam Kamil (1864 – 1966)
10. H. Hasbi Wahidi (1966 – 1967)
11. A. Muzakir Walad (1967 – 1978)
12. Prof. Dr. A. Madjid Ibrahim (1978 – 1981)
13. H. Eddy Sabhara (pjs 1981)
14. H. Hadi Thayeb (1981 – 1986)
15. Prof. Dr. Ibrahim Hasan (1986 – 1993)
16. Prof. Dr. Syamsuddin Mahmud (1993 – 2000)
17. Ramli Ridwan (Pj. 21 Juni 2000 – Nov 2000)
18. Abdullah Puteh (2000 – 2004)
19. Azwar Abubakar (pj. 2004 – 2005)
20. Mustafa Abubakar (2005 – 2007)
21. Irwandi Yusuf (2007 – Sekarang)

0 comments

Post a Comment